Hari IBU & Ulang Tahun SOS Desa Taruna Meulaboh - (Mother's Day & 2nd Anniversary SOS Children's Village Meulaboh)

Sabtu, 22 Desember 2007.

Untuk memperingati hari Ulang Tahun SOS Desa Taruna Meulaboh dan Hari Ibu kali ini, kami menitikberatkan pada Rasa Kebersamaan dan Rasa Syukur kepada Allah SWT.….

Pagi hari sekitar Pukul 08.00 Wib, semua anak SOS Desa Taruna Meulaboh, baik yang kecil maupun yang sudah menginjak usia remaja, berkumpul di depan Main Hall untuk mendapat pengarahan dari kami supaya bersama-sama mendatangi setiap rumah keluarga (family house) untuk menyalami dan mengucapkan “Selamat Hari Ibu” kepada semua Ibu Asuh yang ada di village. Yang sangat menyenangkan adalah melihat semangat dan antusias semua anak ketika mereka diberitahu bahwa hari ini adalah Hari Ibu.
Lalu kami beserta semua anak berjalan beriringan dan mulai mendatangi setiap rumah. Kebahagiaan pun terpancar dari wajah para ibu yang kami datangi. Meskipun pada saat kami datangi para ibu ada yang sedang masak, membereskan rumah, dan sedang mencuci pakaian, namun mereka tampak sangat bahagia menerima salam dan kecupan dari setiap anak. Indah sekali.
Tidak hanya sampai disitu kebahagiaan kami pada hari ini. Kebetulan, disaat Hari Raya Idul Adha pada tanggal 20 Desember lalu, SOS Desa Taruna Meulaboh mendapatkan sumbangan berupa daging kerbau dalam jumlah yang lumayan banyak. Selain dibagikan kepada setiap rumah, daging tersebut juga kami pergunakan pada hari ini untuk memasak masakan Sate Kerbau bersama-sama. Mulailah kami semua bergerak. Para bapak segera menyediakan tikar dan alas untuk kami para ibu dan anak remaja yang hendak memotong-motong daging. Para anak remaja putra dengan cekatan menyediakan batu dan alat untuk kami memasak. Acara ini kami lakukan di kebun karena ingin menciptakan suasana kebersamaan yang lain. Berikutnya para ibu dan anak remaja putri satu per satu datang seraya membawa pisau dan alat masak lainnya. Ada pula ibu yang pergi keluar untuk membeli bumbu masak. Daging yang besarnya kurang lebih 15 kg tersebut mulai kami olah. Seraya memotong-motong daging, kami bercanda dan berbincang-bincang ringan. Untuk meramaikan suasana memasak, Irsan, salah satu anak remaja putra kami, mengambil tape dan memutar lagu islami Raihan. Di saat yang sama, para bapak dan anak putra mulai menyediakan batu-batu untuk kami memanggang sate nanti. Ada pula yang bertugas mengambil dokumentasi di saat aktivitas tersebut. Sehingga dapat dibayangkan, ada ibu yang sedang memotong daging dengan serius lalu difoto dan sang ibu tersebut tertawa dan kami semua lalu tertawa. Betul-betul sebuah kebersamaan yang nyata!
Lalu, ibu yang belanja membeli bumbu pun pulang. Jadilah kami para tim wanita membagi kelompok menjadi dua. Ada yang mulai memasak dan ada yang mulai mengolah bumbu. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, adzan Dhuhur pun berkumandang. Kami semua dengan kompak segera melaksanakan sholah Dhuhur bersama-sama. Kemudian acara makan bersama pun tiba. Sate yang sudah kami olah secara bersam-sama tersebut kami bagikan dengan adil kepada semua ibu termasuk juga kepada satpam dan tukang yang sedang memasang lemari kami. Setiap ibu lalu mengkomando anak-anaknya untuk pulang mengambil nasi, piring dan gelas ke tempat masak tadi. Lalu kami semua makan dengan lahap, menikmati Sate Kerbau Penuh Cinta yang kami buat secara bersama-sama.
Ada satu kebiasaan yang selalu kami lakukan ketika sudah selesai mengadakan suatu acara, kebiasaan tersebut disebut “Pagar Betis”, yaitu ketika semua anak dan ibu serta bapak bersama-sama mengambil sampah yang berserakan dan memasukkannya ke tempat sampah.
Tepat pukul 15.30 acara makan siang bersama kami usai. Namun tidak sampai disitu “pesta” kami pada hari ini. Para bapak dan ibu Pembina bersama dengan anak remaja segera rapat dan mulai menyiapkan acara “Ulang Tahun SOS Desa Taruna Meulaboh dan Renungan Hari Ibu” nanti malam.
Waktu telah menunjukkan 20.00. Kami segera berkumpul di Aula ( Main Hall) untuk acara kami malam ini. Acara kami pada malam ini hanya diterangi dengan 4 buah lampu gantung karena lampu di Aula belum bisa menyala dikarenakan listrik di Village yang belum sempurna. Namun walau begitu, kami tetap semangat menjalani “pesta” berikutnya.
Acara ini dibawakan oleh 2 orang anak remaja putri, Anna dan Silvia. Mereka dengan kompak berbicara bergantian memulai acara malam ini. Acara pertama yaitu Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an oleh Salim dan Putra. Begitu indahnya mereka membawakan ayat demi ayat yang membuat suasana begitu khidmat dan hening. Lalu acara berikutnya yaitu acara Sambutan dan Nasehat dari Pimpinan SOS Desa Taruna Meulaboh, Bapak Yudi Kartiwa. Pada sambutannya kali ini, Bapak Yudi menekankan bahwa setiap anak dan ibu harus besyukur atas semua nikmat Allah. Swt. Antara lain bersyukur karena setiap keluarga sekarang sudah mempunyai rumah masing-masing. Bapak Yudi pun menekankan bahwa kami semua harus saling menyayangi karena Allah.SWT. Ibu sayang kepada anak, anak hormat kepada Ibu, setiap kakak sayang kepada adik, dan adik pun harus menghargai sang kakak.
Acara berikutnya yaitu Pembacaan Puisi oleh Aldi, anak kami yang saai ini duduk di kelas 3 SD. Puisi yang dibawakan oleh Aldi sangtlah bagus dan berisi tentang kecintaan kita terhadap ibu. Pada saat pembacaan puisi ini, suasana begitu hening dan para ibu begitu menikmati kalimat demi kalimat yang dibawakan oleh Aldi.
Acara dilanjutkan dengan penampilan Tari Persembahan dari anak-anak putri. Anak-anak yang terdiri dari 13 anak tersebut menari dengan kompak dan percaya diri. Ini adalah saat pertama mereka menari dalam acara SOS karena tarian ini termasuk sulit dan mereka sudah 3 bulan latihan untuk acara ini.
Sorak sorai dan tepuk tangan segera ramai terdengar beriring dengan berakhirnya tarian ini. Acara berikutnya yaitu penampilan Tari Minang yang dibawakan oleh 6 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Walaupun kami tinggal di Aceh namun kami tetap mempelajari tarian dari Minang ini dikarenakan kebetulan ada salah satu ibu, yaitu Ibu Mimi yang berasal dari Padang dan menguasai beberapa tarian. Acara kami berikutnya adalah penampilan Tari Payung. Tarian ini juga berasal dari Padang dan dibawakan oleh 6 orang anak perempuan dengan diiringi musik berirama Minang. Setelah penampilan tari-tarian selesai, MC menawarkan kepada para ibu dan anak apakah ada yang mau tampil untuk menyanyi. Lalu kemudian Salim maju untuk menyanyikan sebuah lagu disusul dengan Sabariah dan kawan-kawan menyanyikan lagu yang sedang top dikalangan anak-anak sehingga kami yang mendengarkan pun ikut menyanyi dan bertepuk tangan.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.45. Dan acara terakhir pun tiba yaitu Acara Renungan dan Pembacaan doa oleh Bunda Tiya dan Bapak Yudi. Pada acara ini, Bunda Tiya meminta kami untuk hening sejenak dan memejamkan mata. Lalu Bunda Tiya membacakan cerita tentang pengorbanan seorang ibu diiringi musik oleh Bapak Yudi yang membuat kami semua meneteskan air mata. Tidak sedikit dari kami yang menangis karena mengingat jasa-jasa ibu kami. Di akhir renungan, Bunda Tiya menekankan kepada kami semua untuk lebih mencintai ibu kami, untuk tidak pelit tersenyum kepada ibu dan tidak lagi berkata-kata kurang baik karena sebaik apapun sikap kami tidak akan mampu membalas semua kebaikan ibu terhadap kami.
Lalu berikutnya Bapak Yudi membacakan doa. Suasana begitu khikmad dan tidak sedikit dari kami para ibu dan anak-anak yang meneteskan air mata mendengar setiap doa yang disampaikan Bapak Yudi.
Inilah puncak acara kami pada malam ini. Acara yang tidak hanya sekedar seremonial belaka yang minus makna. Melainkan acara yang dikemas sedemikian rupa guna menguatkan para Ibu dan mengingatkan pada setiap anak untuk lebih mencintai ibu mereka.
MC pun menutup acara lalu kami semua bersalam-salaman dan saling bermaafan.
Terakhir, panitia yang terdiri dari anak remaja putra dan putri membagikan snack kepada semua anak. Snack yang hanya berupa satu gelas Aqua kecil dan satu bungkus wafer ini dinikmati anak-anak sebelum mereka pulang.
Bagi kami, inilah kebersamaan yang sangat indah. Sejak pagi sampai malam kami mengisi hari ini dengan kebersamaan yang tidak perlu lagi diatur dan direkayasa. Dalam usianya yang baru 2 tahun ini, kami SOS Desa Taruna Meulaboh telah berusaha menunjukkan dan membuktikan bahwa kami adalah satu keluarga yang saling mencintai dengan tulus dan ikhlas.

Meulaboh, 22 Desember 2007
SOS Desa Taruna Meulaboh
Yudi Kartiwa & Ummu Zahra