SOS Day ke-60

SOS Kinderdorf International – SOS Children’s Village
Di SOS Desa Taruna Meulaboh
23 Juni 2009


Anak-Anak:

“Untung ada SOS, jadi kita bisa belajar dengan tentram dan nyaman. Karena SOS anak-anak yang terlantar bisa sekolah dan bisa melupakan masa lalu yang buruk. Semoga dengan adanya SOS ini masa depan kita akan lebih baik.”
(Sabariyah: SMP kls I)

“SOS Desa Taruna Meulaboh adalah tempat berteduh bagi mereka, karena dalam keluarga SOS mereka bisa mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang lebih.”
(Devi Rapitasari: SMA Kls II)

“Bapak Hermann Gmeiner membangun SOS tujuannya untuk membuat cita-cita anak yang tidak mampu terwujudkan.”
(Rudi Zurniawan: SD Kls V)

“Di SOS aku sangat bersyukur karena mempunyai Bapak, Ibu, dan saudara-saudara lainnya. Walaupun pada awalnya aku merasa sedih tetapi sekarang aku merasakan bahagia yang sangat mendalam dan kasih sayang yang penuh dalam hidupku.”
(Yuliana: SD Kls V)

“Aku di SOS dibimbing dengan penuh kasih sayang. Mereka membimbingku dengan penuh kesabaran. Aku merasa bahagia tinggal di SOS.”
(Intan: SD Kls III)

“Semenjak aku di tinggal ayah, aku merasa sedih. Tetapi sekarang aku telah menemui rumah baruku yang terindah. Biarpun orang merasa rumah SOS tidak lebih dari rumahku-rumah penduduk lainnya, tetapi aku sudah merasa cukup lebih dari segalanya.”
(Rohani: SD Kls V)


Ibu-Ibu:

“Kekuatan batin yang anak-anak miliki akan terasa jauh lebih hebat andaikan kita sebagai orang tua memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita dengan tulus dan ikhlas. Mudah-mudahan anak-anak yang kita bina ini kelak akan menjadi anak-anak yang sholeh dan berhasil di masa depan.”
(Ibu Evi Mainizar: FH 4)

“Kehadiran SOS dimana-mana memberikan kehidupan baru bagi anak-anak yang membutuhkan. SOS adalah tempat anak-anak berteduh dalam menggapai cita-cita mereka dalam menyongsong masa depan yang lebih cerah.”
(Ibu Mimi Melati: FH 10)


Pembina & Karyawan:

SOS Day yang ke 60 baru pertama saya rayakan sejak bergabung dengan SOS DT Meulaboh 01 Mei 2008 Lalu, banyak pengalaman yang dapat diambil selama menjalani pekerjaan sosial seperti ini, anak yang berasal dari desa yang terpencil dan kehilangan kasih sayang dari salah satu bahkan kedua orang tuanya adalah tugas pembina dan ibu asuh yang harus dilakukan untuk menggantikan orang tua kandungnya dalam memberikan kasih sayang. Kebanyakan dari mereka kata orang “ bandel, nakal, jahat dan kata-kata lain yang sama seperti itu “ membuat siapa saja yang melihat pasti keluar kata-kata seperti itu. Bila diperhatikan anak siapapun, baik itu anak petani, pedagang atau pejabat sekalipun ketika masih kecil pasti mengalami kelakuan jahat, nakal dan lain lain, menurut para ahli psikologi itu adalah proses anak mencari jati diri, ia ingin diperhatikan, dibelai, dipeluk dan diberikan perhatian khusus hanya kepadanya.
SOS Day ke 60 yang diperingati di SOS Desa Taruna Melaboh telah membawa perubahan yang sangat besar bagi semua anak. Tampak betapa cerianya anak anak pada peringatan acara ini, kebersamaan, kekompakan, dan kerukunan adalah salah satu kunci keberhasilan mereka dalam pelaksanaan acara ini.

(Zahmi – Pembina Youth House)

Penanaman nilai-nilai luhur kepada seluruh karyawan dan ibu pengasuh bahwa hari ini kita bukanlah sebagai pekerja layaknya pegawai di kantor atau di perusahaan. Namun kinerja kita dijadikan sebagai ladang amal. Diharapkan pemikiran seperti ini bisa menjadi motivasi yang besar bagi seluruh karyawan dan ibu pengasuh dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dan bisa menjadi kekuatan dalam menghadapi kondisi yang tidak diinginkan. Tentu dengan pendekatan yang beragam dan terfokus.
Persamaan persepsi dalam membina anak menjadi salah satu bagian dalam membangun sistem pembinaan anak yang integral. Apalagi anak-anak ini datang dari kondisi yang sangat beragam latar belakangnya. Sinergi potensi dari masing-masing pihak sangat menentukan dalam mencapai visi dan misi SOS.
Dengan usia SOS Desa Taruna ke-60 menjadi gambaran semakin banyak pengalaman dalam membina anak-anak yang tidak beruntung. Bertambahnya pengalaman menjadi bahan pembelajaran yang sangat berarti demi perkembangan anak. SOS Desa Taruna bisa menjadi salah satu penggerak dalam mengembangkan masyarakat bersama elemen lainnya.
(Fachriyadi – Staf FSP)

Cinta dan kasih sayang yang kami rasakan di dalam keluarga besar SOS Desa Taruna memang luar biasa. Melalui pengabdian yang kita lakukan setiap harinya, melalui itu pula kita bisa belajar banyak tentang makna kehidupan. Kita dibuat lebih bisa menilai siapa diri kita, apa yang sudah kita lakukan, serta memaknai kehidupan kita sendiri.
Bapak Hermann Gmeiner sebagai pendiri SOS-Kinderdorf International mengawali pengabdian yang begitu luar biasa ini. Cinta dan kasih sayang beliau kepada anak-anak telah menjadikan berjuta anak di seluruh penjuru dunia bisa tersenyum menatap masa depannya. Sentuhan tulus hatinya telah berhasil membuat anak-anak terlantar mempunyai jati diri dan kemandirian yang sangat mengagumkan.
Setiap tahun kita memaknai SOS Day dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan.
Selamat merayakan SOS Day ke-60.

(Yudi Kartiwa – VD)

Perayaan SOS Day ke-60
SOS Desa Taruna Meulaboh

Hari pertama (Minggu), tanggal 21 Juni 2009
1. Berdoa bersama
Ini adalah kegiatan pertama yang dimulai jam 16.15 wib. Pelaksanaan kegiatan pertama diundur—direncanakan dimulai jam 15.00 wib.—menunggu anak-anak yang ikut latihan karate bersama. Kebijakan diambil supaya seluruh anak mengikuti kegiatan dari awal. Sebelum permainan pertama dimulai seluruh anak, ibu pengasuh, tante, dan karyawan berdoa bersama.
2. Menyusun puzzle keluarga kami
Seluruh keluarga berkumpul di aula dan membentuk kelompok berdasarkan keluarga masing-masing. Setiap keluarga diberikan amplop, berisi potongan foto keluarga, kertas hvs A4, dan lem, sebagai media menggantikan bingkai foto. Mereka diberi waktu menyusun puzzle foto dengan benar dan rapi dalam waktu 30 menit. Puzzle yang telah disusun diletakkan di depan untuk memberi kesempatan kepada anak-anak melihat hasil kerja sama mereka. Sebelum kegiatan selanjutnya dimulai, seluruh puzzle dikumpulkan oleh panitia untuk dinilai dan dipamerkan pada malam SOS Day.
Terlihat seorang anak yang tidak mau ikut bergabung dalam membuat puzzle. Seorang pembina mendekati anak tersebut dan mengajak ikut bergabung. Awalnya dia masih tidak mau, akhirnya anak tersebut ikut bergabung karena terpengaruh dengan meriahnya suasana.
Seluruh keluarga mengalami kesulitan ketika mencoba menyusun potongan foto. Ekspresi mereka bermacam-macam, ada yang kesal karena tidak tahu mana sambungan. Ada yang ceria setelah mendapat sambungan foto dan teringat kapan mereka mereka difoto. Namun kebingungan lagi dengan banyaknya potongan foto dan adanya foto anggota baru—foto anak baru yang digabungkan. Strategi yang mereka terapkan juga bervariasi seperti masing-masing anggota mencari gambarnya sendiri atau saling membantu mencari gambar. Keceriaan kelompok yang hampir selesai atau sudah selesai menyusun gambar dan waktu yang ditentukan oleh panitia mempengaruhi fokus beberapa kelompok. Seorang anak berusia tiga tahun, Sani, kebingungan melihat kakak dan ibu pengasuhnya yang menyusun potongan foto.
Namun ada dua kelompok yang terlambat dan tetap konsentrasi menyempurnakan puzzle. Kedua kelompok ini tidak terpengaruh dengan kelompok lain yang sudah selesai dan memulai perlombaan selanjutnya.
3. Kami pasti bisa
Setiap keluarga memilih enam anggota perwakilan yang terdiri dari lima anak dan ibu pengasuh/tante. Setiap anggota berdiri dengan pada posisi masing-masing yang telah diatur jaraknya dengan menggigit sebuah sendok. Anggota pertama mengambil bola pingpong pada panitia dengan menggunakan sendok. Anggota ini membawa bola tersebut dan menyerahkan kepada anggota kedua. Anggota kedua menerima dan mengambil bola dari anggota pertama dan membawa kepada anggota selanjunya. Ketika bola berhasil diterima/diambil anggota keenam, maka bola tersebut diletakkan di piring yang telah disediakan panitia. Apabila bola jatuh atau diterima/diambil dibantu dengan tangan, maka bola harus diserahkan kepada panitia. Dan anggota pertama harus kembali mengulangi dari awal. Dua kelompok yang mengumpulkan bola terbanyak dalam waktu 20 menit berhak bertanding di babak final. Ronde pertama telah terpilih dua kelompok yang masuk babak final. Sedang ronde kedua baru terpilih satu kelompok yang masuk babak final. Satu kelompok tersebut akan dipilih dari pemenang pertandingan ulang karena tiga kelompok memiliki jumlah bola yang sama. Pertandingan tersebut dimainkan esok harinya karena waktu yang tidak cukup menyelesaikan permainan.
Suasana sangat meriah dengan reaksi dan tingkah laku dari anak-anak, ibu pengasuh, tante, dan karyawan. Terlihat kekompakan dan dukungan yang sangat besar dari anggota keluarga sendiri selama permainan berlangsung. Ada yang memberi pengarahan untuk memudahkan salah satu anggota kelompok dalam mengambil/menerima bola dari anggota lainnya.
Ada pula yang kesal pada ketika bola jatuh dan sibuk mengambil bola pingpong yang lain pada panitia untuk kembali melanjutkan permainan. Sebagian kegirangan pada saat bola berhasil diletakkan di piring atau ketika jumlah bolanya bertambah. Para penonton tidak kalah ributnya memberi semangat kepada peserta lomba. Permainan ini menjadi rangsangan bagi anggota keluarga memahami pentingnya keterlibatan seluruh anggota dalam membentuk keluarga yang bahagia.

Hari kedua (Senin), tanggal 22 Juni 2009
1. Berdoa bersama
Hari kedua diawali dengan pembacaan doa sebagai pembuka dan dilanjutkan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan.
2. Apresiasi kami
Ada dua perlombaan dalam kegiatan apresiasi kami yaitu mewarnai dan mengarang. Mewarnai diikuti oleh anak usia playgroup, TK, SD kelas 1 – 3. panitia meminta anak-anak membentuk kelompok dengan anggota 3 orang dan memilih tempat duduk di aula. Setiap anak mendapatkan selembar kertas yang telah digambar sebelumnya dan 1 paket cat warna yang dipakai secara bersama-sama. Panitia akan memilih gambar yang diwarnai dengan indah dan rapi.
Kedua, mengarang yang terbagi kepada dua kategori yaitu remaja dan ibu-bapak. Setiap peserta menuliskan kesan selama menjadi keluarga SOS Desa Taruna di kertas yang telah dibagikan oleh panitia. Mereka mengerjakan karangan di sekitar aula. Diantaranya duduk secara berkelompok di sudut aula dan di teras kantor. Bahkan ada yang khusus masuk ke ruang pertemuan. Mungkin biar mudah konsentrasi dan bebas dari ganguan. Sebelumnya, Pak Yudi memberi gambaran singkat tentang SOS Day kepada peserta.
Apresiasi ini menggambarkan kesan mereka selama bersama SOS Desa Taruna. Atau juga sebagai ide konstruktif untuk memajukan SOS di masa yang akan datang. Dan hasil kegiatan dipajang pada malam SOS Day.
3. Kami pasti bisa (lanjutan)
Ini adalah kegiatan lanjutan kemarin untuk mencari tambahan 1 kelompok yang masuk ke babak final karena 3 kelompok mendapat nilai yang sama. Pada babak final pun harus melakukan pertandingan ulang yang diikuti dua kelompok memperebutkan juara tiga. Semangat, kekompakan, dan berjuang sangat tinggi kelompok sangat besar untuk menjadi juara.
4. Kamar kami yang bersih, indah, dan nyaman
Siang harinya—saat anak-anak mengaji—panitia melakukan sidak ke seluruh kamar anak. Panitia mengamati suasana kamar untuk menilai keindahan, kebersihan dan kenyamanan. Kegiatan ini dibagi kepada 2 kategori yaitu putra dan putri. Kamera pun digunakan untuk memotret suasana kamar sebagai bahan diskusi tim juri.
5. Trompah Gajah
Sebuah permainan tradisional dimana setiap kelompok berjalan dengan menggunakan trompah gajah, sepasang sandal yang terbuat dari balok kayu dengan panjang 150 cm, yang dipakai oleh empat peserta sekaligus dari garis start menuju garis finish.
Pertandingan trompah gajah untuk kategori ibu-ibu diikuti oleh ibu pengasuh, tante, karyawati, dan istri karyawan dengan membagi dua ronde. Pemenang pertama dan kedua berhak masuk babak final. Sedangkan kategori bapak diikuti oleh karyawan dan ditambah dengan remaja dengan hanya 1 ronde saja—babak final.
Kelompok ibu, bapak dan remaja sangat bersemangat berjalan dengan trompah gajah. Sebagian kelompok sering jatuh dan tidak seimbang ketika berjalan. Luka lecet dan pegal pun menjadi oleh-oleh dari perlombaan. Bahkan ada yang dua kelompok yang bertabrakan. Namun kemeriahan serta dukungan dari semua orang termasuk anak menghilangkan kelelahan para peserta saat berlomba.
Sebelum kegiatan hari kedua ditutup, tiba-tiba seluruh anak beramai-ramai meminta kepada panita untuk memberi kesempatan kepada mereka menguji ketangkasan dalam memakai trompah gajah. Panitia mengabulkan permintaan tersebut dengan menjadwalkan pertandingan trompah gajah anak esok harinya jam 09.00 Wib. Seketika anak-anak senang dan gembira menyambut pengumuman dari panitia.

Hari ketiga (Rabu), tanggal 23 Juni 2009
1. Trompah Gajah
Pagi harinya, anak-anak sudah hadir di sekitar aula bersiap-siap mengikuti kegiatan trompah gajah. Sebelumnya kegiatan dimulai, seorang anak ditunjuk panitia menginformasikan kepada seluruh anak kegiatan tersebut sekaligus mendata teman-temannya yang mau ikut. Nama-nama tersebut dibagi kepada beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari usia yang terkecil sampai yang paling besar.
Sebelum kegiatan dimulai, panitia mengumumkan pembagian kelompok tersebut. Kelompok putra terlebih dahulu dipertandingkan sebanyak dua ronde. Juara I dan II dipilih masuk ke babak final. Setelah kelompok putra selesai, giliran kelompok putri yang bertanding sebanyak 2 ronde juga.
Sebagian anak melakukan latihan sebelum lomba dimulai. Ternyata anak-anak sangat lincah menggunakan trompah gajah dan sangat cepat. Kelompok yang jatuh bangun menjadi tontonan menggelikan. Tak jarang juga ada beberapa kelompok saling bertabrakan. Selesai pertandingan banyak anak terluka namun obat sudah terlebih dahulu dipersiapkan. Beberapa anak membatalkan diri ikut pertandingan karena takut luka atau jatuh. Namun tak sedikit pula yang sangat bersemangat dan siap menggantikan temannya.
2. Persiapan akhir Malam SOS Day
Sejak pagi sampai sore panitia mempersiapkan malam SOS Day. Anak-anak juga ikut berpartisipasi. Ada tim yang mempersiapkan konsumsi dan hadiah perlombaan. Ada yang mempersiapkan perlengkapan, mendekor aula, dan mempersiapkan acara serta melatih 2 anak yang menjadi pembawa acara. Sedangkan Pak Yudi mempersiapkan slide foto dan mengedit rekaman video. Beliau juga memandu anak-anak latihan yang tampil pada malam SOS Day dengan keyboardnya.
Ternyata suasana latihan lagu juga memberi keceriaan yang berbeda karena penampilan berani Issurijal, anak FH 3 dalam menyanyikan lagu.
3. Malam SOS Day
· Sekilas pandang SOS Day dan renungan (doa)
Pak Yudi Kartiwa bercerita maksud dari perayaan SOS Day dan harapan yang ingin dicapai pada tahun 2009 ini. Tak lupa ucapan terima kasih atas partisipasi semua pihak dalam menyukseskan kegiatan yang sederhana dan kemeriahan. Selain itu memberi nasehat kepada anak-anak supaya menjadi anak yang baik dan berprestasi dalam pendidikan. Pada kesempatan ini juga, pimpinan SOS Desa Taruna Meulaboh mengajak kepada seluruh ibu pengasuh, tante, dan karyawan terus bersemangat dalam menjalankan tangung jawab dan memberikan kinerja yang terbaik demi masa depan anak-anak.
· Nonton Bareng (slide foto dan video)
Para hadirin disuguhkan dengan tayangan rekaman kegiatan SOS Day berupa rekaman dan tampilan foto. Suasana kemeriahan pun semakin bertambah dengan tawa penonton ketika melihat hal-hal yang lucu.
· Pentas Seni
Pak Yudi kembali duduk di depan hadirin memandu anak-anak bernyanyi dengan keyboard. Suara penyanyi pun menambah keceriaan terutama saat Issurijal, anak FH 3, menyanyikan lagu yang berjudul cari jodoh dengan serius namun dengan gaya kocak. Satu hal tak terduga, pak Yudi berduet dengan istri menyanyikan sebuah lagu. Ibu pengasuh pun tak mau kalah. Seluruh ibu pengasuh bergabung dengan karyawati dan istri karyawan menyanyikan lagu kemesraan.
· Pembagian hadiah
Sebuah acara atas penghargaan partisipasi aktif anak, ibu pengasuh/ tante, karyawan dan keluarga karyawan dalam perlombaan. Acara ini dipandu oleh Pak Anas. Di akhir acara pembagian hadiah, seluruh hadirin masih kebingungan dengan masih ada 6 bungkusan hadiah yang belum dibagikan. Sedangkan seluruh perlombaan sudah diumumkan pemenangnya dan dibagikan hadiahnya. Para ibu pengasuh terutama anak-anak dikejutkan dengan adanya pengumuan perlombaan kamar indah, bersih, dan nyaman untuk kategori putra dan putri. Barulah mereka sadar kenapa kemarin panitia mendatangi setiap rumah dan masuk ke kamar mereka. Ternyata itu kedatangan mereka ini dalam rangka perlombaan juga.

Meulaboh, 24 Juni 2009
SOS Desa Taruna Meulaboh

Reporting by:
Fachriyadi (Staf FSP)

All comment collected by:
Anas Yusuf (Educator)

Organized by:
All educators, co-workers, and also mothers