Hari pertama (Minggu), tanggal 21 Juni 2009
1. Berdoa bersama
Ini adalah kegiatan pertama yang dimulai jam 16.15 wib. Pelaksanaan kegiatan pertama diundur—direncanakan dimulai jam 15.00 wib.—menunggu anak-anak yang ikut latihan karate bersama. Kebijakan diambil supaya seluruh anak mengikuti kegiatan dari awal. Sebelum permainan pertama dimulai seluruh anak, ibu pengasuh, tante, dan karyawan berdoa bersama.

2. Menyusun puzzle keluarga kami
Seluruh keluarga berkumpul di aula dan membentuk kelompok berdasarkan keluarga masing-masing. Setiap keluarga diberikan amplop, berisi potongan foto keluarga, kertas hvs A4, dan lem, sebagai media menggantikan bingkai foto. Mereka diberi waktu menyusun puzzle foto dengan benar dan rapi dalam waktu 30 menit. Puzzle yang telah disusun diletakkan di depan untuk memberi kesempatan kepada anak-anak melihat hasil kerja sama mereka. Sebelum kegiatan selanjutnya dimulai, seluruh puzzle dikumpulkan oleh panitia untuk dinilai dan dipamerkan pada malam SOS Day.

Terlihat seorang anak yang tidak mau ikut bergabung dalam membuat puzzle. Seorang pembina mendekati anak tersebut dan mengajak ikut bergabung. Awalnya dia masih tidak mau, akhirnya anak tersebut ikut bergabung karena terpengaruh dengan meriahnya suasana.
Seluruh keluarga mengalami kesulitan ketika mencoba menyusun potongan foto. Ekspresi mereka bermacam-macam, ada yang kesal karena tidak tahu mana sambungan. Ada yang ceria setelah mendapat sambungan foto dan teringat kapan mereka mereka difoto. Namun kebingungan lagi dengan banyaknya potongan foto dan adanya foto anggota baru—foto anak baru yang digabungkan. Strategi yang mereka terapkan juga bervariasi seperti masing-masing anggota mencari gambarnya sendiri atau saling membantu mencari gambar. Keceriaan kelompok yang hampir selesai atau sudah selesai menyusun gambar dan waktu yang ditentukan oleh panitia mempengaruhi fokus beberapa kelompok. Seorang anak berusia tiga tahun, Sani, kebingungan melihat kakak dan ibu pengasuhnya yang menyusun potongan foto.
Namun ada dua kelompok yang terlambat dan tetap konsentrasi menyempurnakan puzzle. Kedua kelompok ini tidak terpengaruh dengan kelompok lain yang sudah selesai dan memulai perlombaan selanjutnya.


3. Kami pasti bisa
Setiap keluarga memilih enam anggota perwakilan yang terdiri dari lima anak dan ibu pengasuh/tante. Setiap anggota berdiri dengan pada posisi masing-masing yang telah diatur jaraknya dengan menggigit sebuah sendok. Anggota pertama mengambil bola pingpong pada panitia dengan menggunakan sendok. Anggota ini membawa bola tersebut dan menyerahkan kepada anggota kedua. Anggota kedua menerima dan mengambil bola dari anggota pertama dan membawa kepada anggota selanjunya. Ketika bola berhasil diterima/diambil anggota keenam, maka bola tersebut diletakkan di piring yang telah disediakan panitia. Apabila bola jatuh atau diterima/diambil dibantu dengan tangan, maka bola harus diserahkan kepada panitia. Dan anggota pertama harus kembali mengulangi dari awal. Dua kelompok yang mengumpulkan bola terbanyak dalam waktu 20 menit berhak bertanding di babak final. Ronde pertama telah terpilih dua kelompok yang masuk babak final. Sedang ronde kedua baru terpilih satu kelompok yang masuk babak final. Satu kelompok tersebut akan dipilih dari pemenang pertandingan ulang karena tiga kelompok memiliki jumlah bola yang sama. Pertandingan tersebut dimainkan esok harinya karena waktu yang tidak cukup menyelesaikan permainan.

Suasana sangat meriah dengan reaksi dan tingkah laku dari anak-anak, ibu pengasuh, tante, dan karyawan. Terlihat kekompakan dan dukungan yang sangat besar dari anggota keluarga sendiri selama permainan berlangsung. Ada yang memberi pengarahan untuk memudahkan salah satu anggota kelompok dalam mengambil/menerima bola dari anggota lainnya.
Ada pula yang kesal pada ketika bola jatuh dan sibuk mengambil bola pingpong yang lain pada panitia untuk kembali melanjutkan permainan. Sebagian kegirangan pada saat bola berhasil diletakkan di piring atau ketika jumlah bolanya bertambah. Para penonton tidak kalah ributnya memberi semangat kepada peserta lomba. Permainan ini menjadi rangsangan bagi anggota keluarga memahami pentingnya keterlibatan seluruh anggota dalam membentuk keluarga yang bahagia.
Hari kedua (Senin), tanggal 22 Juni 20091. Berdoa bersama
Hari kedua diawali dengan pembacaan doa sebagai pembuka dan dilanjutkan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan.


2. Apresiasi kami
Ada dua perlombaan dalam kegiatan apresiasi kami yaitu mewarnai dan mengarang. Mewarnai diikuti oleh anak usia playgroup, TK, SD kelas 1 – 3. panitia meminta anak-anak membentuk kelompok dengan anggota 3 orang dan memilih tempat duduk di aula. Setiap anak mendapatkan selembar kertas yang telah digambar sebelumnya dan 1 paket cat warna yang dipakai secara bersama-sama. Panitia akan memilih gambar yang diwarnai dengan indah dan rapi.


Kedua, mengarang yang terbagi kepada dua kategori yaitu remaja dan ibu-bapak. Setiap peserta menuliskan kesan selama menjadi keluarga SOS Desa Taruna di kertas yang telah dibagikan oleh panitia. Mereka mengerjakan karangan di sekitar aula. Diantaranya duduk secara berkelompok di sudut aula dan di teras kantor. Bahkan ada yang khusus masuk ke ruang pertemuan. Mungkin biar mudah konsentrasi dan bebas dari ganguan. Sebelumnya, Pak Yudi memberi gambaran singkat tentang SOS Day kepada peserta.
Apresiasi ini menggambarkan kesan mereka selama bersama SOS Desa Taruna. Atau juga sebagai ide konstruktif untuk memajukan SOS di masa yang akan datang. Dan hasil kegiatan dipajang pada malam SOS Day.
3. Kami pasti bisa (lanjutan)
Ini adalah kegiatan lanjutan kemarin untuk mencari tambahan 1 kelompok yang masuk ke babak final karena 3 kelompok mendapat nilai yang sama. Pada babak final pun harus melakukan pertandingan ulang yang diikuti dua kelompok memperebutkan juara tiga. Semangat, kekompakan, dan berjuang sangat tinggi kelompok sangat besar untuk menjadi juara.
4. Kamar kami yang bersih, indah, dan nyaman
Siang harinya—saat anak-anak mengaji—panitia melakukan sidak ke seluruh kamar anak. Panitia mengamati suasana kamar untuk menilai keindahan, kebersihan dan kenyamanan. Kegiatan ini dibagi kepada 2 kategori yaitu putra dan putri. Kamera pun digunakan untuk memotret suasana kamar sebagai bahan diskusi tim juri.


5. Trompah Gajah
Sebuah permainan tradisional dimana setiap kelompok berjalan dengan menggunakan trompah gajah, sepasang sandal yang terbuat dari balok kayu dengan panjang 150 cm, yang dipakai oleh empat peserta sekaligus dari garis start menuju garis finish.
Pertandingan trompah gajah untuk kategori ibu-ibu diikuti oleh ibu pengasuh, tante, karyawati, dan istri karyawan dengan membagi dua ronde. Pemenang pertama dan kedua berhak masuk babak final. Sedangkan kategori bapak diikuti oleh karyawan dan ditambah dengan remaja dengan hanya 1 ronde saja—babak final.


Kelompok ibu, bapak dan remaja sangat bersemangat berjalan dengan trompah gajah. Sebagian kelompok sering jatuh dan tidak seimbang ketika berjalan. Luka lecet dan pegal pun menjadi oleh-oleh dari perlombaan. Bahkan ada yang dua kelompok yang bertabrakan. Namun kemeriahan serta dukungan dari semua orang termasuk anak menghilangkan kelelahan para peserta saat berlomba.
Sebelum kegiatan hari kedua ditutup, tiba-tiba seluruh anak beramai-ramai meminta kepada panita untuk memberi kesempatan kepada mereka menguji ketangkasan dalam memakai trompah gajah. Panitia mengabulkan permintaan tersebut dengan menjadwalkan pertandingan trompah gajah anak esok harinya jam 09.00 Wib. Seketika anak-anak senang dan gembira menyambut pengumuman dari panitia.

Hari ketiga (Rabu), tanggal 23 Juni 20091. Trompah Gajah
Pagi harinya, anak-anak sudah hadir di sekitar aula bersiap-siap mengikuti kegiatan trompah gajah. Sebelumnya kegiatan dimulai, seorang anak ditunjuk panitia menginformasikan kepada seluruh anak kegiatan tersebut sekaligus mendata teman-temannya yang mau ikut. Nama-nama tersebut dibagi kepada beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari usia yang terkecil sampai yang paling besar.
Sebelum kegiatan dimulai, panitia mengumumkan pembagian kelompok tersebut. Kelompok putra terlebih dahulu dipertandingkan sebanyak dua ronde. Juara I dan II dipilih masuk ke babak final. Setelah kelompok putra selesai, giliran kelompok putri yang bertanding sebanyak 2 ronde juga.
Sebagian anak melakukan latihan sebelum lomba dimulai. Ternyata anak-anak sangat lincah menggunakan trompah gajah dan sangat cepat. Kelompok yang jatuh bangun menjadi tontonan menggelikan. Tak jarang juga ada beberapa kelompok saling bertabrakan. Selesai pertandingan banyak anak terluka namun obat sudah terlebih dahulu dipersiapkan. Beberapa anak membatalkan diri ikut pertandingan karena takut luka atau jatuh. Namun tak sedikit pula yang sangat bersemangat dan siap menggantikan temannya.
2. Persiapan akhir Malam SOS Day
Sejak pagi sampai sore panitia mempersiapkan malam SOS Day. Anak-anak juga ikut berpartisipasi. Ada tim yang mempersiapkan konsumsi dan hadiah perlombaan. Ada yang mempersiapkan perlengkapan, mendekor aula, dan mempersiapkan acara serta melatih 2 anak yang menjadi pembawa acara. Sedangkan Pak Yudi mempersiapkan slide foto dan mengedit rekaman video. Beliau juga memandu anak-anak latihan yang tampil pada malam SOS Day dengan keyboardnya.
Ternyata suasana latihan lagu juga memberi keceriaan yang berbeda karena penampilan berani Issurijal, anak FH 3 dalam menyanyikan lagu.
3. Malam SOS Day
· Sekilas pandang SOS Day dan renungan (doa)
Pak Yudi Kartiwa bercerita maksud dari perayaan SOS Day dan harapan yang ingin dicapai pada tahun 2009 ini. Tak lupa ucapan terima kasih atas partisipasi semua pihak dalam menyukseskan kegiatan yang sederhana dan kemeriahan. Selain itu memberi nasehat kepada anak-anak supaya menjadi anak yang baik dan berprestasi dalam pendidikan. Pada kesempatan ini juga, pimpinan SOS Desa Taruna Meulaboh mengajak kepada seluruh ibu pengasuh, tante, dan karyawan terus bersemangat dalam menjalankan tangung jawab dan memberikan kinerja yang terbaik demi masa depan anak-anak.
· Nonton Bareng (slide foto dan video)
Para hadirin disuguhkan dengan tayangan rekaman kegiatan SOS Day berupa rekaman dan tampilan foto. Suasana kemeriahan pun semakin bertambah dengan tawa penonton ketika melihat hal-hal yang lucu.
· Pentas Seni
Pak Yudi kembali duduk di depan hadirin memandu anak-anak bernyanyi dengan keyboard. Suara penyanyi pun menambah keceriaan terutama saat Issurijal, anak FH 3, menyanyikan lagu yang berjudul cari jodoh dengan serius namun dengan gaya kocak. Satu hal tak terduga, pak Yudi berduet dengan istri menyanyikan sebuah lagu. Ibu pengasuh pun tak mau kalah. Seluruh ibu pengasuh bergabung dengan karyawati dan istri karyawan menyanyikan lagu kemesraan.
· Pembagian hadiah
Sebuah acara atas penghargaan partisipasi aktif anak, ibu pengasuh/ tante, karyawan dan keluarga karyawan dalam perlombaan. Acara ini dipandu oleh Pak Anas. Di akhir acara pembagian hadiah, seluruh hadirin masih kebingungan dengan masih ada 6 bungkusan hadiah yang belum dibagikan. Sedangkan seluruh perlombaan sudah diumumkan pemenangnya dan dibagikan hadiahnya. Para ibu pengasuh terutama anak-anak dikejutkan dengan adanya pengumuan perlombaan kamar indah, bersih, dan nyaman untuk kategori putra dan putri. Barulah mereka sadar kenapa kemarin panitia mendatangi setiap rumah dan masuk ke kamar mereka. Ternyata itu kedatangan mereka ini dalam rangka perlombaan juga.
Meulaboh, 24 Juni 2009
SOS Desa Taruna Meulaboh
Reporting by:
Fachriyadi (Staf FSP)
All comment collected by:
Anas Yusuf (Educator)