Menjadi Dokter Kecil (A Little Doctor)

11 Februari 2008


Pada suatu hari, saya dipanggil oleh ibu guru ke kantor Kepala Sekolah. Setibanya di sana, ibu guru bilang sama saya:
“Yuli, kamu terpilih menjadi Dokter Kecil!” kata guruku.
”Mengapa aku yang dipilih, Bu?” Tanyaku dengan heran.
“Karena kamu memiliki bakat dan kemampuan untuk menjadi Dokter Kecil” jawab guruku menerangkan.
Saat itu, tentu saja perasaanku sangat senang! Tetapi aku takut, karena aku pikir, aku saja yang terpilih, sekaligus bertanya-tanya dalam hati, apa yang harus aku lakukan untuk menjadi Dokter Kecil ini.
Tetapi perkiraanku salah, karena yang dipilih oleh Kepala Sekolah ternyata banyak dan bukan aku saja. Kawan-kawanku yang lain juga dipilih untuk menjadi Dokter Kecil juga.
Ternyata untuk menjadi dokter kecil itu tidak mudah, sebab kami harus ditraining dahulu oleh Palang Merah Indonesia dan Palang Merah Denmark. Saya dan kawan-kawan ditraining di Tenda Palang Merah, yaitu di daerah Seuneubok atau arah ke Suak Raya. Kami harus ditraining selama 2 hari.
Di tempat itu kami diberikan pelatihan tentang masalah “stres” pada Hari Rabu dan Kamis. Hari pertama, materinya tentang “apa itu stress dan bagaimana solusinya.”
Kemudian Hari kedua, belajar tentang “Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan” di sekolah. Dan pada saat itu juga saya dan kawan-kawan diberi Sertifikat Dokter Kecil. Setelah itu, kami difoto bersama para Dokter Kecil lainnya.
Aku senang bisa menjadi dokter kecil, selain banyak kawan, aku mempunyai pengalaman menarik menjadi Dokter Kecil dan juga ilmuku semakin bertambah. Demikian pengakuan Yuliana yang selalu memperoleh Ranking 1 di sekolahnya.


Pengalaman dari: Yuliana
Anak dari Ibu Nurhayani, FH 2 - SOS Desa Taruna Meulaboh
Kelas: IV SDN 5 Lapang

Ditulis dan Diwawancarai oleh:
Popi M.N. Pratiwi
Pembina Puteri SOS Desa Taruna Meulaboh



Edited by: YK

Tidak ada komentar: